.
Penalaran Induktif
Merupakan penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. Dalam jenis penalaran ini premis merupakan pernyataan yang menjadi dasar penarikan suatu kesimpulan.
a) Contoh Penalaran Induktif
৩ Premis 1 : Kuda Sumba punya sebuah jantung
Premis 2 : Kuda Australia punya sebuah jantung
Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah jantung
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
৩ Premis 1 : Kerbau punya mata
Premis 2 : Anjing punya mata
Premis 3 : Kucing punya mata
Konklusi : Setiap hewan punya mata
৩ Premis 1 : Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik
Premis 2 : Nia Rmadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik
Konklusi : Semua bintang iklan berparas cantik
b) Jenis-Jenis Penalaran Induktif
1) Genelarisasi
Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Atau dengan kata lain proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Grace Natalie adalah presenter berita, dan ia berparas cantik.
Fessy Alwi adalah presenter berita, dan ia berparas cantik.
Generalisasi : Semua presenter berita berparas cantik.
Pernyataan "semua presenter berita berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Sahih atau tidak sahihnya kesimpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal yang berikut :
a) Data-data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan maka makin sahih simpulan yang diperoleh.
b) Data-data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan kesimpulan yang sahih.
c) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Macam-Macam Generalisasi :
Generalisasi sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
2) Analogi
adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama atau banyak persamaannya.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
- Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
- Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh :
Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan Akademi Amanah.
Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik
3) Hubungan Kausal.
Adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hal ini terlihat ketika tombol ditekan yang akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan, seperti :
Contoh :
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
1. Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B, C, dan seterusnya. Sehingga efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran.
Contoh :
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
2. Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
3. Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah
Sumber :
http://agusheriyanto-media.blogspot.com/2009/06/penalaran-induktif-dan-penalaran.html
http://firstdiyana.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-penalaran-induktif.html#!/2011/04/jenis-jenis-penalaran-induktif.html
http://www.gudangmateri.com/2011/06/penalaran-deduktif-dan-induktif-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar